Pada sekitar abad ke-14, Sunda Kelapa merupakan pelabuhan utama Kerajaan Padjadjaran. Namun pada 22 Juni 1527 oleh Fatahillah, diganti nama menjadi Jayakarta. Hal inilah yang hingga kini diperingati sebagai hari lahirnya Jakarta. Hal ini juga diperkuat dengan dengan keputusan DPR kota sementara No 6/D/K/1956.
Pada 4 Maret 1621, Belanda untuk pertama kalinya membentuk pemerintah kota bernama Stad Batavia. Pada tanggal 1 April 1905 kemudian berubah nama menjadi Gemeente Batavia.
Dari situs Bappeda DKI Jakarta, Jumat (22/6) saat Perang Dunia II, tepatnya di medio Maret tahun 1942, Jepang masuk ke Pulau Jawa dan langsung menghentikan pembangunan di Batavia. Saat itu dalam rangka propaganda, tentara Dai Nippon lalu mengganti nama Batavia menjadi Djakarta Toko Betsu Shi.
Jepang ingin menghancurkan semua yang pernah didirikan Belanda di Jakarta. Tidak hanya mengubah nama, Jepang juga menghancurkan patung JP Coen di Waterlooplein. Monumen Jan Pieterszoon Coen yang merupakan pendiri Batavia, letaknya berada di depan Kementerian Keuangan sekarang.
Untuk lebih mengukuhkan propagandanya, Jepang juga menempatkan seorang Wakil Walikota Djakarta Toko Betsu Shi, yakni Soewirjo. Sementara itu, Wali kota nya diambil dari orang Jepang. Penguasaan yang tidak lama ini ternyata menghadirkan sangat banyak kerusakan, hampir semua bangunan indah dan hotel dijadikan barak tentara yang sama sekali tidak terawat.
Dan sejak itu nama Jakarta digunakan meski berkali-kali berganti namun pada akhirnya nama asal Jepang itulah yang dipakai hingga sekarang.
sumber :http://www.merdeka.com/jakarta/nama-jakarta-diberikan-tentara-jepang.html
إرسال تعليق